Bagi anda yang pernah berkunjung ke kota Depok dari arah wilayah selatan kota Jakarta tentunya anda akan melewati jalur utama kota Depok, dari jalur Margonda inilah yang biasa dilalui sebagai akses utama oleh masyarakat Depok. Segala kegiatan pemerintahan, perekonomian dan pendidikan semuanya ada di jalan ini. Tidak terlepas dari nama margonda ada sebuah kisah heroik yang bisa kita kenang khususnya masyarakat Depok.
Margonda
Lahir Bogor, Jawa Barat
Meninggal 16 November 1945
|
Mengingat sejarah Margonda tentunya kita kembali mengingat peristiwa Gedoran Depok pada masa revolusi, ketika kekuasan Belanda jatuh ke kaisaran Jepang, dulunya Margonda adalah soerang anak muda yang menuntut ilmu sebagai analis kimia di balai penyidikan kota Bogor.
Di awal tahun 1940-an,margonda mengikuti pelatihan penerbangan cadangan di Luchtvaart Afdeeling,departemen penerbangan Belanda. Tapi pelatihan ini tak berlangsung lama, pada 5 maret 1942 akhirnya Belanda menyerah pada Jepang, sehingga indonesia beralih kekuasan pada kekaisaran Jepang, dan Margonda pun bekerja untuk Jepang.
Pada pertengahan tahun 1945 Amerika Serikat menggempur Jepang, dengan menjatuhkan bom atom di kota Nagasaki dan Hiroshima, Jepang pun menyerah tapi penjajahan di bumi nusantara belum berakhir sekutu datang ke indonesia dengan kekuatan cukup besar.
Setelah masa revolusi Margonda pun aktif dalam gerakan kepemudaan yang membentuk laskar-laskar. Margonda bersama tokoh-tokoh pemuda wilayah Depok dan Bogor mendirikan Angkatan Muda Republik Indonesia (AMRI) yang berpusat di jalan Merdeka Bogor.
Menurut catatan sejarah sejarah Depok sebenarnya sudah merdeka sejak 28 juni 1714, hingga pada era revolusi pada 11 oktober 1945. Para pejuang menyerbu dan menguasai Depok, mereka menganggap orang Depok tidak mengakui kemerdekaan indonesia, TKR pun memerangi Depok, walaupun sempat Margonda menengahi pasukan TKR tapi upayanya pun gagal, Margonda beranggapan hal ini yang akan membuat rakyat tercerai berai.
Pertempuran di Kali Bata
Dalam keadaan tercerai berai itulah NICA datang bersama sekutu untuk membebaskan para Belanda-Depok dari tawanan TKR. Memasuki bulan November rakyat kembali menjalin komunikasi dan rencana untuk menggempur pasukan NICA, mereka menyusun serangan yang menggunakan sandi "serangan kilat" peperangan terjadi di daerah kali bata.
Pasukan AMRI di bawah komando Margonda bertempur habis-habisan, dengan bersenjatakan granat di tangan Margoda mencoba menyerang barisan musuh namun sayang sebelum dia melemparkan granat nya Margonda sudah terlebih dahulu di terjang timah panas musuh, dengan tubuh bersimbah darah Margonda pun gugur pada 16 November 1945. Dalam kurun waktu 24 jam pertempuran berlangsung sengit, begitulah penuturan "Adung" salah satu pejuang kemerdekaan,sumber(Historia.id).
saat itu masa paling kelam bagi para pejuang Depok. Sampai saat ini nama Margonda dikenang dan diabadikan sebagai nama jalan di kota Depok.
sumber:
- Merdeka.com
- Historia.id
ABOUT THE AUTHOR
Hello We are OddThemes, Our name came from the fact that we are UNIQUE. We specialize in designing premium looking fully customizable highly responsive blogger templates. We at OddThemes do carry a philosophy that: Nothing Is Impossible
0 komentar:
Posting Komentar